![]() |
Contoh kit konferter. manufacturer.com |
Yogyakarta -
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah menyelesaikan prototipe
konferter kit pengubah bahan bakar besin menjadi bahan bakar gas. Alat
itu diuji coba hari ini. "Kami siap memproduksi massal asal ada industri
tertarik mengembangkannya," ujar Jayan Sentanuhadi, dosen pembimbing
Tim Semar, kepada wartawan di Fakultas Teknik UGM.
Prototipe konferter ini didesain
Mohamad Nurul Ahbab, mahasiswa Teknik Mesin UGM. Dengan alat konferter
itu mobil bisa punya dua bahan bakar, yakni bensin dan gas. Cara kerja
alat itu sederhana. Gas dimasukkan ke dalam tabung tekanan tinggi, 200
bar, yang kemudian diturunkan dengan alat pressure reduser hingga
tinggal 2 bar. Alat itu dihubungkan ke filter dan injektor di bagian
mesin. Tabung gas diletakkan di bagasi, sedang tombol switch di sebelah
setir mobil. Adapun filter dan injektor diletakkan di mesin depan.
Ketika terjadi perpindahan dari
bahan bakar bensin ke gas tombol swicht akan berubah warna. "Kalau warna
(tombol) hijau berarti mobil memakai bahan bakar gas. Jika merah sedang
memakai bensin," ujar Bastian, rekan Mohamad yang mengurus
standardisasi alat.
Keuntungan memakai bahan bakar
gas, emisi gas buang akan berkurang. Selain itu bahan bakar gas juga
lebih murah. "Memakai gas lebih murah separuh (bahan bakar bensin),"
ujar Mohamad. Menurut Jayan, konferter buatan Mohamad itu diproduksi
dengan biaya Rp 5 juta. Tapi jika diproduksi massal biayanya bisa
ditekan menjadi hanya Rp 2 juta.
Menurut Mohamad, penyempurnaan
terus mereka lakukan. Khususnya terhadap karet penyekat. "Safety-nya
tergantung pada karet penyekat," katanya. Jika karet penyekat bagus, dia
yakin tabung gas tak akan meledak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar